Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Virus Yang Lebih Dahsyat Dari Corona*)

Sumber : tirto.id Adakah virus yang lebih “dahsyat” dari pada virus Corona ? Ada. Jawabannya adalah virus fitnah. Proses penyebarannya begitu masiv, sangat cepat dan bahkan cukup mematikan ; mematikan silaturrahmi, mematikan kebersamaan dan bahkan bisa memporak porandakan wilayah Tauhid, sebuah areal yang sangat sensitive. Karena fitnah itu sendiri lebih kejam dari pembunuhan, Wal-fitnatu asyaddu minal qotl. “Mengapa tidak boleh shalat berjamaah dan jum’at di masjid ? Justru saat Allah menurunkan cobaan, mengapa harus menjauhi masjid ? Jangan-jangan ini bagian dari konspirasi global Yahudi yang tidak suka umat Islam memakmurkan masjid, bukankah jauh lebih baik mati di dalam masjid daripada mati mengurung diri di rumah ? Mengapa lebih takut kepada Corona dari pada takut kepada Allah? Bukankah kematian itu sudah diatur oleh Allah, dan hanya Dia yang menentukan ? Memang zaman benar-benar sudah mendekati kiamat ...” Inilah diksi yang berkembang saat ini. Berkembang terus, be

Review Buku; "Pendar-Pendar Kebijaksanaan", Memaknai Agama ‘tidak sekedar’ Agama

“Kematian mengajarkan bahwa apa yang dimiliki dan dicintai manusia dalam hidupnya akan ditinggalkan dan tak berharga lagi.” (KH. Husein Muhammad) Pendar, selayaknya memang dipergunakan pada tempat yang awalnya gelap agar cahaya yang terpancar bermanfaat bagi sekelilingnya. Sesuai dengan namanya, buku dengan judul “Pendar-Pendar Kebijaksanaan” ini memberikan cahaya hikmah bagi setiap orang yang membaca. Untaian kalimat yang mengawali tulisan ini member kita hikmah dari suatu kondisi yang dipahami secara luas akhir dari episode manusia; kematian. Namun, melalui tulisan penuh inspiratif penulis mengulik ilmu dan pengetahuan begitu dalam darinya. Ini hanya salah satu tulisan dari buku beliau. Buku dengan sampul hitam perpaduan gambar tarian sufi (tarian yang terkenal era Dinasti Abbasiyyah) menurut saya menunjukkan bahwa isi buku ini berisi tentang hikmah yang tidak hanya sekedar dibaca, namun dipahami dengan akal, pikiran dan hati yang terbuka. Karena tidak cukup dibaca sekali

Manusia yang Dikejar Harta

Sumber : kisahmenarikhati.blogspot.com Alkisah, hamparan lautan pasir nan tandus menjadi saksi atas bangkitnya sebuah peradaban. Dari mereka yang merendahkan derajat manusia sesuai kadar harta, hingga harta menjadi tidak ada lagi artinya. Menjadikan umat manusia yang diperjual belikan layaknya kambing atau unta, kini ditinggikan derajatnya bahkan melebihi level Raja Kisra. Inilah kisah manusia, yang bahkan harta tidak ia harapkan keberadaanya namun ia dicintai oleh harta bahkan dikejar-kejar dunia. *** Manusia itu adalah seorang saudagar kaya, hartanya melimpah, usahanya berkembang pesat. Banyak saudara, sahabat dan kerabatnya terbantu atas harta yang ia miliki. Tanah Haram; Makkah menjadi saksi atas karirnya menjadi saudagar kaya disana. Sampai suatu ketika, mitra bisnisnya Abu Bakar Ash-Shiddiq berbincang dan berdiskusi. Mereka membicarakan suatu hal yang akan merubah drastis kehidupannya. Mereka membicarakan perihal ajaran yang dibawa oleh seorang bergelar Al-Amin;

Review Buku ; "Risalah Liberal", Mengenal Agar Tidak Terpapar

"Itulah sebabnya perjuangan sekuler adalah sebuah tragedi. Sebuah pemberontakan yang tak mungkin membuahkan hasil namun dipaksakan.” Kalimat diatas adalah opening yang bisa kita baca pada sampul buku “Risalah Liberal” karya Imam Fajar Saputra. Dengan warna sampul hitam dan icon topeng merah menambah kesan mencekam akan isi daripada buku tersebut. Pertama kali open PO, sebenarnya saya cukup terkejut dengan judul yang ‘aneh’ dan berani. Bagaimana tidak, genre pemikiran adalah sisi yang sangat jarang di jamah oleh kebanyakan penulis -sejauh yang saya kenal- apalagi bagi penulis muda seperti beliau. Penulis, sepanjang saya mengenalnya tidak jauh dari dunia gerakan. Amanah dan pengalamannya bergaul dengan lintas pemikiran dapat menjadi latar belakang lahirnya buku ini. Dengan rasa penasaran, saya beli buku ini untuk mendapat manfaat daripadanya, dan benar! Mari kita sedikit intip isinya. Buku yang cukup ringan saat dibawa, namun berat saat dibaca. Kesan pertama saat membuk