Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Mengkhidmati Keberagaman

Oleh : Muhammad Nashir Syam Keberagaman adalah sebuah keniscayaan, dalam terminologi agama lazim disebut sunnatullah, sesuatu yang tak mungkin terelakkan. Karena ia memang sesuatu yang given (kodrati) dalam kehidupan. Justeru dalam Islam, keberagaman diyakini sebagai rahmat Allah, sebagai karunia yang mencerdaskan umatnya melalui dinamika perbedaan yang konstruktif. Bukankah dalam sebuah Hadits Nabi disebutkan bahwa, “Perbedaan pendapat di kalangan umatku adalah rahmat” Sinyalemen Rasulullah SAW ini cukup mengindikasikan semangat keberagaman (dengan segala perbedaan yang ada) itu. Meminjam bahasanya Kang Said (KH. Said Aqiel Siraj, Ketua PBNU) perbedaan pendapat (misalnya dalam masalah khilafiyah furu’iyah) di kalangan umat Islam itu akan tetap ada, “sampai kiamat sekalipun”. Pernyataan yang agak bombastis, tapi rasanya sulit terbantahkan. Kitapun diingatkan akan Mahakata Ilahi dalam Kalam SuciNya pada Surah ke-49 Al-Hujurat ayat 13 ; “Wahai manusia, sesungguhnya Kami (Allah) me

Masjid Para Pemuda (Bagian 1)

Suasana Masjid Al Latiif malam hari Rabu, 21 Juni 2017 (27 Ramadhan 1438 H) "Ada 7 golongan yang akan Allah Swt beri naungan pada saat hari kiamat; salah satunya adalah pemuda yang hatinya terpaut pada masjid" (Al Hadits) Pertama kali menginjakkan kaki di Jl. Saninten, kota Bandung, kita akan melihat masjid tepat didepan jalan bernama Masjid Al Latiif. Tidak ada yang berbeda dg kebanyakan masjid pada umumnya. Namun saya, dalam kesempatan bertandang ke Kota Bandung ini menyempatkan diri bisa sholat di masjid tersebut. Saya memasuki Jl. Saninten sekitar pukul 21.30 wib ba'da sholat tarawih. Terlihat jelas tulisan "Masjid Al Latiif" besar bersinar didepan pintu masuknya. Hal yang pertama kali buat terkesan adalah ramainya masjid tersebut, ya... ramainya dengan para pemuda. Ditaksir usianya rata-rata sekitar 10 - 25an tahun ada disana. Riuh dengan suara dzikir dan tilawah yang digemakan oleh kaum muda. Saya tersenyum dan terkesima dengan pemandangan ini,

Pasar Juadah, Momentum Ramadhan

Pasar adalah tempat bertemunya antara konsumen dan produsen. itu pengertian zaman saya masih SD. Sudah sangat berbeda dengan realita sekarang ini. Bertemunya penjual dan pembeli ndk harus di pasar, dimanapun bisa. bahkan penjual dan pembeli tdak perlu bertemu, proses transaksi sudah bisa dilakukan. itu namanya pasar online, atau toko online, atau olshop, atau apalah namanya. momentum ramadhan sudah menjadi rahasia umum untuk meningkatkan segala kebutuhan manusia. mulai dari kebutuhan jasmani, rohani, sampai isi dompet pun harus ditingkatkan. tidak heran kalau makin banyak terlihat "pasar kaget" di sepanjang jalan, utamanya didekat masjid.  Secara historis, Pasar merupakan tempat kedua yang dibangun oleh Nabi Muhammd Saw pasca hijrah ke kota Yatsrib. Dibangunnya pasar yang berdekatan dengan masjid sudah tentu sebagai penunjang perekonomian umat islam pada saat itu, sekaligus tetap menjaga ruhiyah dengan mendirikannya didekat masjid nabawi. Pasar sangat dekat den