Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Titik Tolak Perubahan

“...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’d 13:11). Tadabbur kalam ilahi diatas dapat mengandung dua kaidah yakni kaidah mabda’ dan minhaj . Mabda’ secara etimologi berarti tempat memulai, prinsip atau tolak ukur. Sedangkan minhaj berarti sistem. Kaidah mabda’ atau titik tolak dalam perubahan harus dimulai dari pembangunan diri sendiri (self-recontruction) yang dilandasi oleh kesadaran diri sendiri (self-awareness) serta didukung dengan kemampuan diri (self-capability) yang memadai. Hal ini menuntuk rekonstruksi pribadi diri, sikap, prilaku termasuk pola fikir seseorang. Dapat dikatakan bahwa titik tolak perubahan secara penuh tergantung dari komitmen awal tiap pribadi manusia itu sendiri sesuai dengan firman Allah SWT

Satu Suara, Untuk Sebuah Perubahan!

Tidak terasa satahun sudah berlalu, sejak saya menjabat sebagai Ketua KPRM-FP 2015. Banyak sekali pengalaman yang didapat selama menjadi kepanitiaan bersama kawan-kawan satu perjuangan. Betapa tidak, kami yang mayoritas masing berstatuskan maba 2014 harus mendapat amanah yang ternyata tidaklah mudah.   Intervensi , tekanan, teror dari pihak-pihak yang berkepentingan –lebay sikiiit- dalam mencapai tampuk kekuasaan di Kampus Hijau ini selalu mewarnai proses Pemirama-FP tahun 2015. Demi menjalankan amanah dengan baik dan sesuai prosedur, saya beserta jajaran KPRM-FP mampu melewatinya sehingga terpilihlah pasangan Heriyanto - Syarif Darmawan sebagai Presiden dan Wakil Presiden BEM-FP periode 2015-2016. Agak sedikit berbeda dari tahun lalu, dimana masa pemilihan raya mahasiswa (Pemirama) yang dilaksanakan bulan Juli 2015 kini (insya allah) dilaksanakan pada bulan November 2016 dengan KPRM-FP dipimpin oleh M. Rizki Abdilli (ITN ’15). Untuk kenapa bisa demikian itu cerita lain, yang je