Langsung ke konten utama

Satu Suara, Untuk Sebuah Perubahan!

Tidak terasa satahun sudah berlalu, sejak saya menjabat sebagai Ketua KPRM-FP 2015. Banyak sekali pengalaman yang didapat selama menjadi kepanitiaan bersama kawan-kawan satu perjuangan. Betapa tidak, kami yang mayoritas masing berstatuskan maba 2014 harus mendapat amanah yang ternyata tidaklah mudah.  Intervensi, tekanan, teror dari pihak-pihak yang berkepentingan –lebay sikiiit- dalam mencapai tampuk kekuasaan di Kampus Hijau ini selalu mewarnai proses Pemirama-FP tahun 2015. Demi menjalankan amanah dengan baik dan sesuai prosedur, saya beserta jajaran KPRM-FP mampu melewatinya sehingga terpilihlah pasangan Heriyanto - Syarif Darmawan sebagai Presiden dan Wakil Presiden BEM-FP periode 2015-2016.
Agak sedikit berbeda dari tahun lalu, dimana masa pemilihan raya mahasiswa (Pemirama) yang dilaksanakan bulan Juli 2015 kini (insya allah) dilaksanakan pada bulan November 2016 dengan KPRM-FP dipimpin oleh M. Rizki Abdilli (ITN ’15). Untuk kenapa bisa demikian itu cerita lain, yang jelas Pemirama-FP adalah momentum mahasiswa untuk dapat berdemokrasi dalam ranah kampus, khususnya tingkat Fakultas. Bagaimana gambaran masa depan Indonesia dalam berpolitik, akan jelas terekam dalam strategi mahasiswa dalam mempersiapkan calon pemimpin dalam Pemirama ini. Oleh karena itu, proses pemilihan pemimpin juga dibuat seperti pemilihan kepala Negara.
Pemirama-FP diadakan oleh KPRM-FP (Komisi Pemilihan Raya  Mahasiswa Fakultas Pertanian) yang dibentuk oleh DPM-FP, bertujuan untuk memilih pasangan Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) selama satu tahun periode. Para pasangan tersebut mendaftarkan diri dari masing-masing UKM/HMJ yang melakukan koalisi untuk mendapatkan dukungan dari para mahasiswa. Dalam proses seleksi calon juga dilakukan dengan ketat. Salah satunya dengan membuat surat pernyataan tidak menjabat sebagai ketua organisasi eksternal maupun internal kampus.
Untuk tahun ini, hak pilih diberikan kepada seluruh mahasiswa yang teerdaftar secara akademik di Fakultas Pertanian Untan. Namun hal ini tidak berlaku bagi mahasiswa angkatan 2016, mengapa demikian? Pertimbangan dari KPRM-FP adalah karena ‘seharusnya’ Pemirama ini dilaksanakan sebelum mereka hadir di muka bumi Faperta, sehingga jikalau diikut sertakan maka mereka belum dapat pemahaman tentang dunia kampus. Demikian yang disampaikan Wakil Dekan 3 pada sosialisasi kemarin (3 November 2016).
Tidak perlu berkecil hati adik-adikku mahasiwa 2016, kalian masih bisa mengawal proses Pemirama-FP ini. Masih ada Debat Publik, bisa kalian liat kapasitas serta kapabilitas pasangan calon Presma-Wapresma dalam berdialog, berdialektika serta berargumen, visi dan misi dan sejauh mana tingkat intelektualitasnya sehingga’berani’ maju dalam bursa Pemirama ini. Ada juga Perhitungan Suara, yang merupakan momen langka setahun sekali menjadi penentu dari siapa yang menjadi harapan bersama mahasiswa Fakultas Pertanian.
Maka dari itu, bagi yang masih memilki KTM aktif sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Untan wajib untuk ikut berpartisipasi demi  kemajuan dan kesuksesan Pemirama-FP 2015 ini. Namun dalam memilih tidak cukup dengan alasan suka atau tidak suka, perlu memilih secara objektif dengan pertimbangan baik buruk secara rasional yang realistis. Pertimbangan semacam inilah yang membedakan metode memilih kaum intelektual (mahasiswa) dengan kaum awam yang lain.
Dan yang paling penting, semoga calonnya nanti tidak satu pasang. Nanti kalau satu pasang Pemirama diundur sampai tahun depan! Hehehe.
Satu suara, untuk sebuah perubahan!
Hidup Mahasiswa!!!
#yukmilih!
#14November2016
By : Nauval Muhammad (Ketua Umum FKMI Ulul Albab 2016-2017)

Komentar

Posting Komentar

Pesan anda sangat kami harapkan... :-)

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan "Baarakallah" dan "Innalillah" ?

Lumrah bagi sebagian besar kalangan aktivis dakwah yang mengucapkan kalimat “Baarakallah” yang diiringi dengan “Innalillah”, utamanya kepada salah seorang saudara yang mendapatkan amanah ataupun jabatan baru di organisasi kampus. Namun yang menjadi pertanyaan dalam benak saya ketika mendapatkan ucapan ini adalah apa hubungan keduanya sehingga dapat dijadikan satu ungkapan saat seseorang terbebankan amanah ataupun jabatan baru? Insya Allah akan kita bahas bersama. Baarakallah tersusun dari dua kata bahasa arab; baaraka dan allah . Secara bahasa

Diskusi Online : Sejarah Partai Mahasiswa di Universitas Tanjungpura Pontianak

Diskusinya sudah lewat, ini beberapa catatan yang terekam selama diskusi. simak selengkapnya  Notulensi Diskusi Online Parlementer #VivaLegislativa #HidupMahasiswa

Virus Yang Lebih Dahsyat Dari Corona*)

Sumber : tirto.id Adakah virus yang lebih “dahsyat” dari pada virus Corona ? Ada. Jawabannya adalah virus fitnah. Proses penyebarannya begitu masiv, sangat cepat dan bahkan cukup mematikan ; mematikan silaturrahmi, mematikan kebersamaan dan bahkan bisa memporak porandakan wilayah Tauhid, sebuah areal yang sangat sensitive. Karena fitnah itu sendiri lebih kejam dari pembunuhan, Wal-fitnatu asyaddu minal qotl. “Mengapa tidak boleh shalat berjamaah dan jum’at di masjid ? Justru saat Allah menurunkan cobaan, mengapa harus menjauhi masjid ? Jangan-jangan ini bagian dari konspirasi global Yahudi yang tidak suka umat Islam memakmurkan masjid, bukankah jauh lebih baik mati di dalam masjid daripada mati mengurung diri di rumah ? Mengapa lebih takut kepada Corona dari pada takut kepada Allah? Bukankah kematian itu sudah diatur oleh Allah, dan hanya Dia yang menentukan ? Memang zaman benar-benar sudah mendekati kiamat ...” Inilah diksi yang berkembang saat ini. Berkembang terus, be