Lumrah bagi sebagian besar
kalangan aktivis dakwah yang mengucapkan kalimat “Baarakallah” yang diiringi
dengan “Innalillah”, utamanya kepada salah seorang saudara yang mendapatkan
amanah ataupun jabatan baru di organisasi kampus. Namun yang menjadi pertanyaan
dalam benak saya ketika mendapatkan ucapan ini adalah apa hubungan keduanya
sehingga dapat dijadikan satu ungkapan saat seseorang terbebankan amanah
ataupun jabatan baru? Insya Allah akan kita bahas bersama.
Baarakallah tersusun dari dua
kata bahasa arab; baaraka dan allah. Secara bahasa
baaraka
merupakan fi’il atau kata kerja yang berarti “memberkahi” akar kata dari
dari baraka yang berarti berkah, barokah. Dalam kitab Amtsilah
Tashrifiyyah dijelaskan bahwa baaraka mengikuti wazan faa’ala
yang berfaedah Lit taktsiir. Sedangkan Allah berarti Allah itu
sendiri sebagai Pencipta alam semesta. Jika digabungkan baarakallah berarti
semoga Allah memberkahi.
Secara ilmu pesantren makna
berkah, barokah merupakan bertambahnya manfaat dari suatu hal, mendapatkan
suatu hal yang lebih dari apa yang dimiliki, bertambah dan terus bertambah,
itulah berkah. Jika dianalogikan, berkah itu seperti halnya sebuah gelas yang selalu
dituangkan air hingga penuh sampai meluap dan tumpah. Nah, air tumpah itulah
yang dinamakan berkahnya. Jadi, berkah lebih mengarah kepada aspek sosial yang
dapat memberikan manfaat lebih bagi sekitarnya, memberikan hal baik dari apa
yang telah kita kerjakaan. Sesuai dengan konsep hadits Nabi SAW. “Khoirunnaas
Anfa’uhum Linnaaas”, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi
manusia lainnya.
Sedangkan untuk kalimat yang
kedua, yaitu Innalillah. Dalam alqur-an sudah terbaktub sebagai berikut
:
اَلَّذِيْنَ اِذَا اَصَابَتْهُمْ مُصِيْبَةٌ قَالُوْا اِنَّا لِلهِ وَ
اِنَّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ ﴿١٥٦﴾
“(yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Innalillahi wa inna
ilaihi raajiuun (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami
kembali).” (QS.Albaqarah:156)
Secara
tekstual, ayat ini mengajarkan bahwa ketika seorang makhluk tertimpa musibah
maka dianjurkan untuk mengucapkan kalimat Innalillahi wa inna ilaihi
raajiuun. Dan inilah tandanya seorang yang sabar (QS.Albaqarah:155).
Kalimat ini
umumnya disebut kalimat tarjih. Dalam adat istiadat masyarakat
Indonesia, kalimat tersebut menjadi hal yang wajib ketika mendengar kabar
buruk, baik itu yang dialami diri sendiri maupun orang lain. Yang lebih sering
saat terdengar kabar meninggalnya saudara sesama manusia. Hal ini karena sering
diumumkan di masjid-masjid ataupun mushola setempat.
Beberapa
pendapat yang pernah saya dengar adalah perbedaan pengucapan kalimat antara innalillahi
saja ataupun Innalillahi wa inna ilaihi raajiuun secara lengkap. Jika innalillahi
itu diucapkan ketika ada musibah yang sifatnya sederhana, kecil (subyektif
memang) dan tidak berdampak besar baik itu bagi diri sendiri ataupun orang
lain. Seperti contohnya ketika tersandung batu dijalan, terjatuh dari motor dengan
luka kecil, ataupun kunci rumah hilang. Sedangkan untuk ungkapan yang
lengkapnya seperti dalam Alqur-an, diucapkan saat terkena musibah yang besar,
berat yang dampaknya dirasakan oleh banyak orang. Seperti halnya, terjadi
tsunami yang menghabiskan suatu kota/daerah, meninggalnya anggota keluarga,
kebakaran rumah maupun lainnya.
Dari sedikit
pemaparan diatas menimbulkan beberapa pertanyaan dalam benak saya. Mengapa dua
kalimat yang berlawanan makna ini disandingkan? Barakallah wa Innalillah.
Penambahan kalimat “wa” berarti kedua kalimat ini setara derajatnya.
Kedua kalimat
ini memberikan gambaran bahwa hakikatnya sebuah jabatan memilki dua sisi yang
saling bertentangan dan harus selalu kita pahami. Sisi pertama adalah bersyukur
atas kepercayaan yang Allah SWT berikan kepada kita. Melalui sebuah
kepemimpinan, segala kebijakan dan keputusan akan keluar dari tindak tanduk,
serta tingkah lakunya. Langkah-langkah startegis akan tergambar dalam benak
pemimpinnya, dan keberkahan adalah tujuan utama dalam menjalankan roda
kepemimpinan. Maka ungkapan do’a Baarakallah merupakan do’a terbaik agar
suksesnya kepemimpinan yang kita pimpin selama periode masa jabatan. Do’a ini
adalah harapan agar hablum minannas terjalani dengan baik dan berhasil,
garis horizontal.
Sisi yang
kedua tidak kalah pentingnya. Garis vertikal tergambar dalam ungkapan innalillah
yang merupakan wujud penyerahan diri kepada Sang Pencipta, hablumminallah.
Sebagai pengingat bahwa segala hal yang Allah SWT berikan hanyalah sebuah
titipan dan sebuah titipan pasti akan diambil oleh Empunya. Dalam menjalankan
kepemimpinan tidaklah sukses tanpa mengahadirkan Khaliq disetiap agendanya. Bismillahi
tawakkaltu ‘alallah. Manusia wajib berusaha namun tetap Allah yang
menentukan.
Dua kalimat
yang berbeda makna namun selaras dalam pergerakannya. Ibarat rel kereta api,
kedua batangan besi tidak akan pernah bertemu namun selalu berjalan beriringan
memberi jalan bagi kuda besi yang meluncur dengan kecepatan tinggi,
mengantarkan sampai ketujuan dengan aman. Begitulah kedua kalimat tersebut,
semoga tulisan ini bisa memberi informasi yang baik agar kita tidak hanya
sekedar taqlid tanpa memahami esensi dari apa yang kita ikuti. Dan pasti
kekurangan termasuk didalam tulisan ini, subyektifitas sangat Nampak meskipun
berharap menjadi karya ilmiah yang terbuktu secara obyektif.
"Dan yakinlah, amanah itu tidak akan salah memilih pundaknya. Karena amanah adalah titipan dari Yang Maha Kuasa, maka jagalah, suatu saat Dia akan mengambil kembali dengan apapun keadaan amanah itu. Tinggal kamu pilih, keadaan baik atau buruk." (Nauval Muhammad, Ketum Ulul Albab 2016-2017)
Wallahu
a’alamu bishshowaab.
sy mensosialisasikan kalimat baarakallah, ketika sy berjabatan tangan sesama muslim, sdh benarkah ?
BalasHapusKalimat "baarakallah" merupakan do'a. Kalimat ini juga menjadi do'a ketika saudara kita menempuh hidup baru atau menikah. benar atau salahnya bukan saya yang menentukan.yang jelas, mendoa'kan saudaranya adalah perbuatan terpuji yang disukai Allah.
HapusWallahu a'lamu bishshowaab...
Ditunggu fatwa2 slanjutnyaaa....
BalasHapusDitunggu fatwa2 slanjutnyaaa...
BalasHapusbukan fatwa... hanya pemikiran dari ilmu yg masih dangkal. insya allah...
HapusDitunggu fatwa2 slanjutnyaaa....
BalasHapusAssalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh..
BalasHapusAfwan ustadz, bolehkah ana share di group WA ana..? Syukron, jazakumullah khoiron ustadz untuk ilmunya..
jazakumullah khoiron ustadz untuk ilmunya ..
BalasHapusAssalamualaikum ustadz, mau tanya.dari apa yang ustadz paparkan keaimpulannya kalimat tahniah untuk orang yang baru dapat amanah berarti barakallah dan innalillah.pertanyaannya apakah saat kelahiran anak apakah mengucapkan innalillah juga kan anak amanah yang paling brtat langsung dari Allah.? Lalu kalimat istirja' itu sendiri sebenarnya digunakan saat apa saja? Dan kalimat istirja' itu apakah digunakan orang arab ketika mendapatkan jabatan baru?
BalasHapus