Langsung ke konten utama

UKHUWAH

06/01 - Bersaudara itu indah. Maka, mendapatkan suatu keindahan pasti tidak mudah. Bersusah payahlah, keindahan akan dirasa se-sejatinya indah. Itulah ukhuwah.
.
Ukhuwah; atau dalam arti bhs Indonesia adalah bersaudara, persaudaraan memiliki makna yg jauh lebih luas daripada artinya. Ia lebih dalam mengandung unsur cinta, peduli, simpati, rindu, benci, sayang, perhatian, dan banyak sekali rasa yg pasti menjadi bumbu penyedap persaudaraan.
.
Banyak kita baca kisah indahnya Ukhuwah yg sudah di contohkan Nabi Muhammad Saw. Pernah suatu saat Rasulullah Saw masih di Makkah, ada seorang musyrikun yg konsisten meludahi Nabi dari atas rumahnya. Suatu hari, Nabi tak mendapati kembali perlakuan itu dan didapatkan info dari sahabat bahwa orang ini sedang sakit sehingga Nabi Muhammad-pun datang menjenguknya.
.
Alangkah terkejutnya ia, disangkanya Sang Nabi akan datang untuk membalas perlakuan buruknya selama ini, bahkan bisa jadi membunuhnya. Namun apa? Sang Nabi dengan santun dan arif menjenguk untuk menyenangkan hati saudaranya yg tengah sakit, memberi hadiah sehingga hidayah pun datang menghapiri org ini.
.
Setidaknya, dalam berukhuwah kita mengenal ada 4 level. Yg pertama ta'aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami), takaful (sepenanggungan) dan level paling tinggi adalah itsar (mengutamakan saudaranya). Kita bahas secara mudah ya. 😁
.
Ta'aruf; setiap yang tidak mengenal pasti akan diawali dengan sebuah perkenalan. Menariknya orang Indonesia, terkadang jika bertemu orang baru kita tidak serta merta mengenalkan diri (minimal nama) dulu tapi sudah panjang cerita ngalor-ngidul membahas apapun. Nah, kita yang berharap kebaikan dari setiap orang seharusnya berkenalan minimal nama dan alamat. Apakah ta'aruf hanya sampai itu? Tidak. Krn ta'aruf itu level yg berkelanjutan, kita bahkan harus kenal secara mendalam latar belakang keluarga dan sebagainya sampailah pada level tafahum.
.
Tafahum; memahami. Jika sudah level ini, komunikasi antar manusia tidak lagi sekedar secara verbal. Indahnya, antar manusia ini akan mengetahui apa yg diinginkan saudaranya tanpa ia ungkapkan secara jelas keinginan itu. Keren ya? Ya... Karena sudah saling memahami, dan saling memahami ini jelas akan terbangun jika kita sudah sangat kenal dengan ia. Kata Umar ibn Khattab; setidaknya ada 3 cara kita bisa mudah mengenal dan memahami saudara kita yaitu kita harus pernah safar bersama, tidur bersama dan bermuamalah. Melalui ini kita akan mendapatkan data yg sangat berharga tentang dia, ya dia. 😄
.
Takaful; sepenanggungan. Level ketiga ini kalau dapat kita sebut sejalan dengan prinsip sosialis. (Hehe). Tidak ada kepemilikan pribadi, karena aku dan kamu sudah merasa menjadi satu. Urusanmu menjadi urusanku, masalahmu menjadi masalahku. Ya... Kita sepenanggungan. Saling berbagai di kala suka dan duka. Indahnya jika selalu bersama.
.
Level tertinggi, Itsar. Mari awali level ukhuwah tertinggi ini dengan sebuah kisah saat perang Uhud; perang yang menguras emosi Nabi dan Sahabat.
-> Dikisahkan, persediaan air sudah sangat menipis. Namun ada salah seorang sahabat yg masih memiliki sebotol air, melihat saudaranya yg kehausan tidak serta merta ia minum sendiri tapi ia berikan kpd saudara sebelahnya. Saudara yg mendapat air itu melihat saudaranya yg lain juga kehausan, ia berikan kpd saudara yg lain, terus begitu sampai kembali lagi pada empunya botol air. Apa akhirnya? Akhirnya semua syahid krn kehausan, hanya krn saling mengutamakan sauhdara yg lain agar bisa minum. Sampai di sanalah level Itsar yg dicontohkan para Sahabat.
.
Yah. Begitulah ukhuwah. Indah. Kalau kita, sudah selevel apa ukhuwahnya ?
.
Wallahu a'lam...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan "Baarakallah" dan "Innalillah" ?

Lumrah bagi sebagian besar kalangan aktivis dakwah yang mengucapkan kalimat “Baarakallah” yang diiringi dengan “Innalillah”, utamanya kepada salah seorang saudara yang mendapatkan amanah ataupun jabatan baru di organisasi kampus. Namun yang menjadi pertanyaan dalam benak saya ketika mendapatkan ucapan ini adalah apa hubungan keduanya sehingga dapat dijadikan satu ungkapan saat seseorang terbebankan amanah ataupun jabatan baru? Insya Allah akan kita bahas bersama. Baarakallah tersusun dari dua kata bahasa arab; baaraka dan allah . Secara bahasa

Diskusi Online : Sejarah Partai Mahasiswa di Universitas Tanjungpura Pontianak

Diskusinya sudah lewat, ini beberapa catatan yang terekam selama diskusi. simak selengkapnya  Notulensi Diskusi Online Parlementer #VivaLegislativa #HidupMahasiswa

Virus Yang Lebih Dahsyat Dari Corona*)

Sumber : tirto.id Adakah virus yang lebih “dahsyat” dari pada virus Corona ? Ada. Jawabannya adalah virus fitnah. Proses penyebarannya begitu masiv, sangat cepat dan bahkan cukup mematikan ; mematikan silaturrahmi, mematikan kebersamaan dan bahkan bisa memporak porandakan wilayah Tauhid, sebuah areal yang sangat sensitive. Karena fitnah itu sendiri lebih kejam dari pembunuhan, Wal-fitnatu asyaddu minal qotl. “Mengapa tidak boleh shalat berjamaah dan jum’at di masjid ? Justru saat Allah menurunkan cobaan, mengapa harus menjauhi masjid ? Jangan-jangan ini bagian dari konspirasi global Yahudi yang tidak suka umat Islam memakmurkan masjid, bukankah jauh lebih baik mati di dalam masjid daripada mati mengurung diri di rumah ? Mengapa lebih takut kepada Corona dari pada takut kepada Allah? Bukankah kematian itu sudah diatur oleh Allah, dan hanya Dia yang menentukan ? Memang zaman benar-benar sudah mendekati kiamat ...” Inilah diksi yang berkembang saat ini. Berkembang terus, be