Langsung ke konten utama

BISMILLAH - 2020


Setiap hari yg Allah ciptakan selalu sama komposisinya. Ia berkumpul dari satuan detik menjadi menit, menit kemudian menjadi jam, lalu berkumpul  sebanyak 24 jam jadilah ia 1 hari.
.
Allah pula yang menciptakan sedemikian rupa alam semesta selama 6 hari (sittati ayyaam). Lah, emangnya Allah g bisa langsung buat 'jadi' gitu? Disinilah Allah mengajarkan makhluknya -manusia- yg dhoif ini arti sebuah proses. Disinilah Allah memberi tantangan untuk membuktikan kehebatan ciptaanNya dg kalimat 'apakah kamu tidak berfikir?'.
.
Setiap waktu punya kisahnya. Dan waktu lalu (2019) sudah kita lewati dg berbagai macam kejadiannya. Tinggal kita sambut dan jalani waktu ini (2020) dengan semangat baru bersama orang² 'baru'.
.
"Waktu itu hanya ada 3; waktu lalu yg sdh jadi kenangan, waktu  sekarang yg sedang kita jalani, dan waktu depan yg akan kita temui." (Al Hikmah)
.
Alhamdulillah, awal tahun Syamsyiyyah 2020 ini saya temui setelah menutup 2019 dengan aktifitas ruhani. Bersama orang² baru yg ada dalam foto ini. Baarakallahufiikum...
.
.
.
#ahlan2020 #goodbye2019 #new

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan "Baarakallah" dan "Innalillah" ?

Lumrah bagi sebagian besar kalangan aktivis dakwah yang mengucapkan kalimat “Baarakallah” yang diiringi dengan “Innalillah”, utamanya kepada salah seorang saudara yang mendapatkan amanah ataupun jabatan baru di organisasi kampus. Namun yang menjadi pertanyaan dalam benak saya ketika mendapatkan ucapan ini adalah apa hubungan keduanya sehingga dapat dijadikan satu ungkapan saat seseorang terbebankan amanah ataupun jabatan baru? Insya Allah akan kita bahas bersama. Baarakallah tersusun dari dua kata bahasa arab; baaraka dan allah . Secara bahasa

Diskusi Online : Sejarah Partai Mahasiswa di Universitas Tanjungpura Pontianak

Diskusinya sudah lewat, ini beberapa catatan yang terekam selama diskusi. simak selengkapnya  Notulensi Diskusi Online Parlementer #VivaLegislativa #HidupMahasiswa

Virus Yang Lebih Dahsyat Dari Corona*)

Sumber : tirto.id Adakah virus yang lebih “dahsyat” dari pada virus Corona ? Ada. Jawabannya adalah virus fitnah. Proses penyebarannya begitu masiv, sangat cepat dan bahkan cukup mematikan ; mematikan silaturrahmi, mematikan kebersamaan dan bahkan bisa memporak porandakan wilayah Tauhid, sebuah areal yang sangat sensitive. Karena fitnah itu sendiri lebih kejam dari pembunuhan, Wal-fitnatu asyaddu minal qotl. “Mengapa tidak boleh shalat berjamaah dan jum’at di masjid ? Justru saat Allah menurunkan cobaan, mengapa harus menjauhi masjid ? Jangan-jangan ini bagian dari konspirasi global Yahudi yang tidak suka umat Islam memakmurkan masjid, bukankah jauh lebih baik mati di dalam masjid daripada mati mengurung diri di rumah ? Mengapa lebih takut kepada Corona dari pada takut kepada Allah? Bukankah kematian itu sudah diatur oleh Allah, dan hanya Dia yang menentukan ? Memang zaman benar-benar sudah mendekati kiamat ...” Inilah diksi yang berkembang saat ini. Berkembang terus, be