Langsung ke konten utama

KOTA SANTRI - (Re.Uni) Part II

Sabtu, 17/11/18. Kota penuh kenangan ini kembali mengungkit kisah lama, kisah perjuangan para pencari doa, perjuangan para peraih berkah kyai, dan pengamal ijazah syurgawi. Di tempat yg mana saya pernah meraih juara 1 Khitobiyah se-@asa_denanyar . 😁 
.
Reuni; dalam KBBI diartikan pertemuan kembali. Saya tidak akan membicarakan tentang reuni 212, krn emang saya bukan alumninya. Namun mungkin esensi dari pertemuan akbar itu akan saya bahas sedikit dalam kesempatan ini.
.
Kita akrab dg istilah Reuni; yg menjelaskan agenda pertemuan antar manusia yg sudah lama tidak berjumpa. Misal; reuni alumni MAN Denanyar lulusan 2014, reuni alumni 212 dan lain sebagainya. Maka forum Reuni ini akan menjadi ajang nostalgia, berbagi kabar, informasi terbaru tentang diri pribadi dan kawa2nya.
.
Menarik saat kita pecah kata REUNI ini menjadi dua, dn ternyata memiliki makna yg lebih luas. RE; artinya kembali, senada dengan istilah REboisasi (penanamam kembali), REset (pengaturan kembali) dsb. Sedangkan UNI; memiliki arti persatuan, seperti UNI-Eropa (persatuan negara Eropa), UNIted, dll. Kalau saya otak atik maknanya, dapat memberi sebuah istilah REUNI a/ agenda pemersatu kembali sejumlah manusia yang pernah bersama dan bertemu lagi. Poin pentingnya adalah "Pemersatu Kembali", sehingga emang momen sangat dinanti dan diharap untuk terciptanya sebuah gebrakan baru setelah lama tidak bertemu.
.
Reuni Alumni Asrama yang sempat saya hadiri sedikit mengobati rindu akan atmosfer pesantren, suara penuh wibawa Kyai dan Asatidz memberikan nuansa tersendiri bagi raga yang dipisah oleh jarak. Alhamdulillah, pasca sowan kpd Kyai selalu mendapat "bekal" amalan untuk kemudahan menjalani kehidupan.
.
Sebenarnya esensi reuni ini harus senantiasa kita libatkan dalam setiap perjumpaan. Semangat persatuan dan kesatuan yang sudah digaungkan dlm dasar negara Indonesia selalu membersamai setiap nafas ukhuwwah kita. Jadikan setiap majelis ilmu, nongkrong ngopi ngeteh nyusus layaknya lama tidak berjumpa. Kalau itu sudah dirasa, maka obrolan akan hangat, kopi rasa nikmat, dan smartphone disingkirkan sesaat.
.
Lanjut...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan "Baarakallah" dan "Innalillah" ?

Lumrah bagi sebagian besar kalangan aktivis dakwah yang mengucapkan kalimat “Baarakallah” yang diiringi dengan “Innalillah”, utamanya kepada salah seorang saudara yang mendapatkan amanah ataupun jabatan baru di organisasi kampus. Namun yang menjadi pertanyaan dalam benak saya ketika mendapatkan ucapan ini adalah apa hubungan keduanya sehingga dapat dijadikan satu ungkapan saat seseorang terbebankan amanah ataupun jabatan baru? Insya Allah akan kita bahas bersama. Baarakallah tersusun dari dua kata bahasa arab; baaraka dan allah . Secara bahasa

Diskusi Online : Sejarah Partai Mahasiswa di Universitas Tanjungpura Pontianak

Diskusinya sudah lewat, ini beberapa catatan yang terekam selama diskusi. simak selengkapnya  Notulensi Diskusi Online Parlementer #VivaLegislativa #HidupMahasiswa

Virus Yang Lebih Dahsyat Dari Corona*)

Sumber : tirto.id Adakah virus yang lebih “dahsyat” dari pada virus Corona ? Ada. Jawabannya adalah virus fitnah. Proses penyebarannya begitu masiv, sangat cepat dan bahkan cukup mematikan ; mematikan silaturrahmi, mematikan kebersamaan dan bahkan bisa memporak porandakan wilayah Tauhid, sebuah areal yang sangat sensitive. Karena fitnah itu sendiri lebih kejam dari pembunuhan, Wal-fitnatu asyaddu minal qotl. “Mengapa tidak boleh shalat berjamaah dan jum’at di masjid ? Justru saat Allah menurunkan cobaan, mengapa harus menjauhi masjid ? Jangan-jangan ini bagian dari konspirasi global Yahudi yang tidak suka umat Islam memakmurkan masjid, bukankah jauh lebih baik mati di dalam masjid daripada mati mengurung diri di rumah ? Mengapa lebih takut kepada Corona dari pada takut kepada Allah? Bukankah kematian itu sudah diatur oleh Allah, dan hanya Dia yang menentukan ? Memang zaman benar-benar sudah mendekati kiamat ...” Inilah diksi yang berkembang saat ini. Berkembang terus, be