Langsung ke konten utama

KOTA PAHLAWAN - Surabaya

Surabaya, 16 November 2018. Perjalanan panjang pulau Jawa dimulai dari kota ini. Kota perjuangan, kotanya "arek-arek" yang menggelorakan seruan turun ke jalan dari Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari yang kita kenal dg Resolusi Jihad.

Tokoh pemuda kala itu, Bung Tomo sebelum memimpin pasukan pemuda terlebih dahulu 'sowan' ke Jombang menemui Mbah Hasyim. Meminta doa restu dan juga amalan, apa amalannya? Sertakan kalimat takbir dalam pidatonya. Tak ayal, seruan yang menggema melalui radio itu membangkitkan semangat santri, ulama, kyai dan rakyat Surabaya khususnya untuk menyambut kedatangan tentara Belanda.

Semangat itu masih ada kawan. Saat raga kembali bersua dengan rekan, handai taulan dan mantan #eh. Diskusi pergerakan dan kabar terkait pemikiran mewarnai majelis hari itu. Disambut oleh aktivis UIN Sunan Ampel @arifkeyzon dan @nashirsyafruddin.

Semoga ukhuwwah akan selalu terjaga, meskipun pilihan politik beda. Maklum, tahun politik. Haha

Memori perjalanan Kota pertama, Surabaya. -yang sebenarnya itu di Sidoarjo-. 😂

#reuni #pondok #santri #surabaya #ngopi #sidoarjo #pontianak #jatim #kalbar #sepenuhnyaindonesia

Ig : @nauval_nashir
Fb : Nauval Ibn Nashir

Komentar

  1. judi bola dengan presentase kemenangan tertinggi
    Memori perjalanan Kota pertama, Surabaya. -yang sebenarnya itu di Sidoarjo

    BalasHapus

Posting Komentar

Pesan anda sangat kami harapkan... :-)

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan "Baarakallah" dan "Innalillah" ?

Lumrah bagi sebagian besar kalangan aktivis dakwah yang mengucapkan kalimat “Baarakallah” yang diiringi dengan “Innalillah”, utamanya kepada salah seorang saudara yang mendapatkan amanah ataupun jabatan baru di organisasi kampus. Namun yang menjadi pertanyaan dalam benak saya ketika mendapatkan ucapan ini adalah apa hubungan keduanya sehingga dapat dijadikan satu ungkapan saat seseorang terbebankan amanah ataupun jabatan baru? Insya Allah akan kita bahas bersama. Baarakallah tersusun dari dua kata bahasa arab; baaraka dan allah . Secara bahasa

Diskusi Online : Sejarah Partai Mahasiswa di Universitas Tanjungpura Pontianak

Diskusinya sudah lewat, ini beberapa catatan yang terekam selama diskusi. simak selengkapnya  Notulensi Diskusi Online Parlementer #VivaLegislativa #HidupMahasiswa

Virus Yang Lebih Dahsyat Dari Corona*)

Sumber : tirto.id Adakah virus yang lebih “dahsyat” dari pada virus Corona ? Ada. Jawabannya adalah virus fitnah. Proses penyebarannya begitu masiv, sangat cepat dan bahkan cukup mematikan ; mematikan silaturrahmi, mematikan kebersamaan dan bahkan bisa memporak porandakan wilayah Tauhid, sebuah areal yang sangat sensitive. Karena fitnah itu sendiri lebih kejam dari pembunuhan, Wal-fitnatu asyaddu minal qotl. “Mengapa tidak boleh shalat berjamaah dan jum’at di masjid ? Justru saat Allah menurunkan cobaan, mengapa harus menjauhi masjid ? Jangan-jangan ini bagian dari konspirasi global Yahudi yang tidak suka umat Islam memakmurkan masjid, bukankah jauh lebih baik mati di dalam masjid daripada mati mengurung diri di rumah ? Mengapa lebih takut kepada Corona dari pada takut kepada Allah? Bukankah kematian itu sudah diatur oleh Allah, dan hanya Dia yang menentukan ? Memang zaman benar-benar sudah mendekati kiamat ...” Inilah diksi yang berkembang saat ini. Berkembang terus, be