Langsung ke konten utama

NAUVAL MUHAMMAD

Bismillah wa sholaatu 'ala rasulillah, 'amba ba'du...

Nama adalah doa. Demikian yang Nabi Muhammad sampaikan kepada umatnya. Maka menjadi anjuran memberikan nama yang baik untuk anak sebagai harapan kebaikan menyertainya.

Bahkan, Nabi Muhammad juga merekomendasikan beberapa nama yang baik yaitu 'Muhammad', 'Ahmad', 'Abdullah', nama-nama sahabat nabi juga termasuk rekomendasi. Selain dinisbatkan kepada nama para Sahabat, baiknya nama juga karena memiliki arti yang baik, seperti 'Muhammad' dan 'Ahmad' memiliki akar kata yang sama berarti 'Yang Terpuji' dan lain sebagainya.

Nauval Muhammad. Nama ini orisinal diberikan oleh Abah saya, Muhammad Nashir Syam. Jika pertama kali saya perkenalkan diri, maka kesan pertama kebanyakan orang yang saya temui adalah "Namanya nggak kebalik kah?" atau "Kok 'Muhammad'nya dibelakang?". Serta merta saya menjawab, "Ya biar jadi antimainstream aja." Yaa... simpel aja. Jawaban itu saya berikan jika sedang tidak bernafsu panjang lebar. Saya akan coba sampaikan alasan yang juga diceritakan oleh Abah saya.

Nauval Muhammad. Secara harfiah, "Nauval = نوفل" artinya "pemuda tampan" ditambah "Muhammad = محمد" berarti "Yang Terpuji" maka jadilah "Pemuda Tampan Yang Terpuji".  Jika kita bahas secara historis, Nauval, Naufal, Nufail, Noval ini hampir sama. Nama ini adalah nama paman Ibunda Khadijah al-Kubra yang beliau datangi setelah Nabi mendapat titah ke-Rasul-an. Dan "Muhammad", sudah pasti mengharap keberkahan dari manusia mulia sepanjang zaman, Rasulullah Saw. Termasuk juga nama Noval merupakan tokoh mubaligh cilik yang terkenal di era 80 - 90an yakni Habib Noval bin Jindan.

Banyak yang protes saat saya ceritakan arti nama ini. Hmm, ini pemberian Abah jadi saya harus mewujudkannya. Hehe

Lalu, bagaimana dengan "Muhammad" yang dibelakang? Abah menyampaikan bahwa peletakan kata "Muhammad" dibelakang supaya dapat disambung dengan nama beliau 'Nauval Muhammad Nashir Syam' (Nauval Ibn Nashir Ibn Syam'un). Selain itu, Abah juga mengharap berkah dari para Kyai dan Masyayikh Pesantren yang namanya 'mirip' karena "Muhammad"nya dibelakang. Beliau adalah KH. Husein Muhammad (Pengasuh Ponpes Darul Tauhid, Arjawinangun Cirebon), serta KH. Ahsin Sakho Muhammad (Pengasuh Pondok Tahfidz, Pentashih Quran Indonesia) allahu yarham , semoga doa Abah bisa terkabul dan saya dapat membantu mewujudkannya.

Allahumma aamiiin...

Sambas, 29 Juli 2018
AlFaqier,
Nauval Muhammad Ibn Nashir Ibn Syam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan "Baarakallah" dan "Innalillah" ?

Lumrah bagi sebagian besar kalangan aktivis dakwah yang mengucapkan kalimat “Baarakallah” yang diiringi dengan “Innalillah”, utamanya kepada salah seorang saudara yang mendapatkan amanah ataupun jabatan baru di organisasi kampus. Namun yang menjadi pertanyaan dalam benak saya ketika mendapatkan ucapan ini adalah apa hubungan keduanya sehingga dapat dijadikan satu ungkapan saat seseorang terbebankan amanah ataupun jabatan baru? Insya Allah akan kita bahas bersama. Baarakallah tersusun dari dua kata bahasa arab; baaraka dan allah . Secara bahasa

Diskusi Online : Sejarah Partai Mahasiswa di Universitas Tanjungpura Pontianak

Diskusinya sudah lewat, ini beberapa catatan yang terekam selama diskusi. simak selengkapnya  Notulensi Diskusi Online Parlementer #VivaLegislativa #HidupMahasiswa

Virus Yang Lebih Dahsyat Dari Corona*)

Sumber : tirto.id Adakah virus yang lebih “dahsyat” dari pada virus Corona ? Ada. Jawabannya adalah virus fitnah. Proses penyebarannya begitu masiv, sangat cepat dan bahkan cukup mematikan ; mematikan silaturrahmi, mematikan kebersamaan dan bahkan bisa memporak porandakan wilayah Tauhid, sebuah areal yang sangat sensitive. Karena fitnah itu sendiri lebih kejam dari pembunuhan, Wal-fitnatu asyaddu minal qotl. “Mengapa tidak boleh shalat berjamaah dan jum’at di masjid ? Justru saat Allah menurunkan cobaan, mengapa harus menjauhi masjid ? Jangan-jangan ini bagian dari konspirasi global Yahudi yang tidak suka umat Islam memakmurkan masjid, bukankah jauh lebih baik mati di dalam masjid daripada mati mengurung diri di rumah ? Mengapa lebih takut kepada Corona dari pada takut kepada Allah? Bukankah kematian itu sudah diatur oleh Allah, dan hanya Dia yang menentukan ? Memang zaman benar-benar sudah mendekati kiamat ...” Inilah diksi yang berkembang saat ini. Berkembang terus, be