Langsung ke konten utama

Happy Eid Fitri - BARU

Alhamdulillah 'ala kulli hal, kesempatan kembali menikmati hari kemenangan. Setalah menjalani training khusus jiwa raga, rayakan  hari indah penuh berkah. Sedih? Karena kesempatan panen pahala telah usai. Senang? Saat bisa mendapat kertas amal baru yg bersih dari noda.

Baru. Semua diperbaharui. Rumah diperBAhaRUi catnya, tidak lupa beberapa perabot dibeli. Baju satu stel dengan sarung, celana, kopiyah, jilbab, sepatu dibeli khusus di hari BARU.

Semua hal tersebut sangat berarti bagi diri, tapi jangan lupa berbagi dengan saudara.

Catatan amal dan dosa boleh baru, tapi catatan hutang jangan lupa dibayar.

Aksesoris diri boleh baru. Namun sikap hati dan kedewasaan jangan sampai keterbelakangan.

Ramadhan boleh pergi meninggalkan. Tapi amal harian tetap terjaga sampai 11 bulan kedepan.

Ingatlah kawan, dibelahan bumi sana masih ada yang takbiran bersaing dengan deru peluru. Menikmati kebersamaan Eid Fitri tanpa hadirnya sosok Ibu. Baju barunya hanya terpakai dihati -taqwa-, takbirannya selalu menggema dalam dada.

Maka pastikan, itu semua ada dalam diri kita. Menjaganya tetap ada, boleh turun tapi tdk boleh jatuh.

Taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal Ya Kariiim...
Mohon maaf lahir batin 🙏

Wallahu a'lam...

1 Syawwal 1439 H
Al-Faqier
Nauval Muhammad (belum berkeluarga)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan "Baarakallah" dan "Innalillah" ?

Lumrah bagi sebagian besar kalangan aktivis dakwah yang mengucapkan kalimat “Baarakallah” yang diiringi dengan “Innalillah”, utamanya kepada salah seorang saudara yang mendapatkan amanah ataupun jabatan baru di organisasi kampus. Namun yang menjadi pertanyaan dalam benak saya ketika mendapatkan ucapan ini adalah apa hubungan keduanya sehingga dapat dijadikan satu ungkapan saat seseorang terbebankan amanah ataupun jabatan baru? Insya Allah akan kita bahas bersama. Baarakallah tersusun dari dua kata bahasa arab; baaraka dan allah . Secara bahasa

Diskusi Online : Sejarah Partai Mahasiswa di Universitas Tanjungpura Pontianak

Diskusinya sudah lewat, ini beberapa catatan yang terekam selama diskusi. simak selengkapnya  Notulensi Diskusi Online Parlementer #VivaLegislativa #HidupMahasiswa

Virus Yang Lebih Dahsyat Dari Corona*)

Sumber : tirto.id Adakah virus yang lebih “dahsyat” dari pada virus Corona ? Ada. Jawabannya adalah virus fitnah. Proses penyebarannya begitu masiv, sangat cepat dan bahkan cukup mematikan ; mematikan silaturrahmi, mematikan kebersamaan dan bahkan bisa memporak porandakan wilayah Tauhid, sebuah areal yang sangat sensitive. Karena fitnah itu sendiri lebih kejam dari pembunuhan, Wal-fitnatu asyaddu minal qotl. “Mengapa tidak boleh shalat berjamaah dan jum’at di masjid ? Justru saat Allah menurunkan cobaan, mengapa harus menjauhi masjid ? Jangan-jangan ini bagian dari konspirasi global Yahudi yang tidak suka umat Islam memakmurkan masjid, bukankah jauh lebih baik mati di dalam masjid daripada mati mengurung diri di rumah ? Mengapa lebih takut kepada Corona dari pada takut kepada Allah? Bukankah kematian itu sudah diatur oleh Allah, dan hanya Dia yang menentukan ? Memang zaman benar-benar sudah mendekati kiamat ...” Inilah diksi yang berkembang saat ini. Berkembang terus, be