Langsung ke konten utama

Rindu Pada Pena

Malam ini agak berbeda, entah kenapa setiap waktu yang berjalan terasa lebih bermakna. Dalam seminggu terakhir ini pagi hariku hanya diisi dengan hangatnya alas tidur, rajin produksi daki tanpa arti sama sekali. Buka mata bentar lalu terpejam kembali, niat beraktifitas hanya sebatas wacana lepas. Ah, orang malas...

Nampak aktivitas hanya saat dipandang orang lain. Hati ini tak dipungkiri masih butuh penghargaan tanpa tau kapan aktualisasi. Padahal materinya udah sampai kesana kemari.

Selalu terngiang ungkapan "Manusia memandang kau baik bukan karena kau baik, tapi Allah masih berkenan menutupi aib kau", jelas! Itu nampak jelas didepan mataku. Atau mungkin memang sudah nampak buruk rupa sifatku, hanya saja kawan-kawan masih sungkan memarahiku.

Beberapa hari yang lalu pernah hadir dalam rumah gerakan kami seorang anak perantauan. Yang hampir tiap hari bergelimpungan tak pernah kuliah pasca disambut seniornya. Katanya tidak cocok dengan jurusannya, mau pindah malah balik lagi ke rumahnya. Motor bagus, dapat beasiswa full sampai lulus, kakaknya sayang banget dengan tulus, kurang opo toh cah bagus???

Dan di awal tahun hijriyah ini kembali ku berfikir. Sudah sejauh apa yang aku perbuat untuk orang2 yang aku cinta? Yang rela berkorban harta dan jiwa demi aku yang buruk rupa?

Baru 3 hari yg lalu dapat pencerahan tentang prospek setelah kuliah. Buat mapping life, rencana bisnis, dengan harapan aku bisa berguna pasca kuliah nanti. Yah... semoga saja...

Aku tak mampu ungkapkan pada orang lain. Tulisan ini bentuk kerinduanku pada kata, bentuk kerinduanku pada pena, yang telah mengajarkan untuk selalu mengungkapkan isi hati... pada Sang Pencipta.

Wallahu a'lam...

Renungan secangkir kopi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kontroversi Puasa Bulan Rajab

Bismillahirrahmanirrahim... Setiap momen – momen dalam beragama Islam sangat hangat untuk diperbincangkan. Khususnya hal – hal yang dianggap “tidak ada” pada zaman Nabi Saw. Banyak perbedaan pendapat yang muncul antar ulama satu dengan yang lain, terdapat pertentangan antar muslim satu dengan yang lain, yang ini masih dalam batas kewajaran. Yang mengkhawatirkan adalah saat muslim satu dengan muslim yang lain saling menyalahkan, menghujat, bahkan mengkafirkan. Padahal dalam sebuah riwayat pernah disampaikan Nabi Muhammad yang artinya “Perbedaan adalah Rahmat”. Dalam momen kali ini sesuai dengan penanggalan Qomariyah 1438 Hijriyah, kita sudah memasuki bulan Rajab. Yang selalu menjadi permasalah dari tahun ke tahun (hampir setiap tahun) bahkan menjadi perdepatan kalangan akar rumput (baca:orang awam) tentang berpuasa pada bulan Rajab. Buya Yahya, selaku pengasuh Ponpes Al Bahjah Cirebon pernah menuliskan risalah kecil tentang bulan Rajab. Beliau mengawali pendahuluan bukunya den...

Ada Apa Dengan "Baarakallah" dan "Innalillah" ?

Lumrah bagi sebagian besar kalangan aktivis dakwah yang mengucapkan kalimat “Baarakallah” yang diiringi dengan “Innalillah”, utamanya kepada salah seorang saudara yang mendapatkan amanah ataupun jabatan baru di organisasi kampus. Namun yang menjadi pertanyaan dalam benak saya ketika mendapatkan ucapan ini adalah apa hubungan keduanya sehingga dapat dijadikan satu ungkapan saat seseorang terbebankan amanah ataupun jabatan baru? Insya Allah akan kita bahas bersama. Baarakallah tersusun dari dua kata bahasa arab; baaraka dan allah . Secara bahasa

Review Buku; Saring Sebelum Sharing - Beragama di Era Dunia Maya

Internet sudah menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan manusia, khususnya Orang Indonesia. Hal itu yang menyebutkan bahwa kita sedang berada dalam dunia tanpa batas, perbincangan orang Amerika akan mudah kita ketahui, isu yang berkembang ditengah masyarakat Jepang lebih mudah didapat oleh Orang Indonesia, zaman sekarang. Dan ternyata, internet sangat membawa dampak bagi masyarakat muslim dalam mempelajari agamanya, Islam. Kita akan mudah menjumpai hadits Nabi, ayat Qur’an yang menjadi rujukan utama agama Islam bertebaran di dunia maya a.k.a internet. Dunia maya itu termasuk didalamnya website , media sosial, broadcast , sampai meme atau komik yang berisi konten-konten kebaikan, jelas karena isinya adalah ayat Qur’an, hadits Nabi maupun atsar, maqolah para Sahabat dan Ulama. Namun sayang, terkadang apa yang tersebar tidak sedikit yang khilaf atau salah, salah tempat, salah pakai, salah konteks sampai salah paham! Harus diperhatikan, bahwa yang baik belum tentu benar...