Langsung ke konten utama

Masjid Para Pemuda (Bagian 2 - habis)

"Wahai orang yang berselimut! Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu. Atau lebih dari itu, dan bacalah alqur-an itu dengan perlahan-lahan." (QS. Al-Muzzammil : 1 - 4)

Kamis 22 Juni 2017 (27 Ramadhan 1438 H)

Alquran Hafalan dari Ust. Hanan
"Di informasikan kepada kawan-kawan untuk bersiap-siap, karena sholat tahajjud berjama'ah akan segera dimulai," ucap seorang pemuda melalui pengeras suara. Waktu itu menunjukkan pukul 00.30 wib. Wah, masih satu jam lagi jadwal shalatnya. Namun saya lihat sekeliling sambil mengerdipkan mata semakin ramai saja! Bahkan masjid Al Latiif sudah benar-benar sesak oleh pemuda yang datang. Segera saya mengambil air wudhu dan shalat syukrul wudhu kemudian kembali membuka lembaran ayat-ayat cintaNya sambil menanti jadwal Tahajjud.

Tepat pukul 01.30 wib. Jama'ah mulai berdiri, disusul suara khas Ust. Hanan At Taki yang sudah siap didepan sebagai imam QL, saya berada di shaf ke5 sejajar dengan Ust. Hanan didepan sana. Sebelum takbir di angkat, beliau mengingatkan kembali agar mengkondisikan alat komunikasinya supaya tidak mengganggu ke khusyu'an shalat. "Jadikan malam ini sebagai wujud cinta kita kepada Allah Swt, di malam yang mulia 27 Ramadhan ini. Kita turut doakan saudara-saudara, orang tua kita. Insya allah saya akan membacakan surat Al Muzzammil dan Al Muddatsir," demikian pengarahan singkat dari beliau.

"Allahu Akbar". Sholat dimulai. Alunan khas tilawah ust. Hanan mulai merasuk kalbu jama'ah. Alfaatihah...
Kemudian masuk surah Al Muzammil. Emmm...

Saya sulit menggambarkan suasana pada saat itu. Semua larut dalam tahajjudnya, menikmati setiap lantunan ayat demi ayat yang dibacakan imam. Beberapa jama'ah bahkan ada yang sesenggukan, seakan faham makna ayat yang dibacakan. Saya masih mencoba khusyuk ditengah malam syahdu itu.

Saya emang pernah nyantri, namun untuk sekedar "tau arti" ayat alquran bukanlah perkara gampang. Makin panjang ayat dibacakan, makin banyak jama'ah yang terisak, menangis. Sedikit saya tau, bahwa ust. Hanan dalam membaca ayat memang diulang beberapa kali, khususnya pada ayat-ayat siksaan. Mungkin itu yang membuat ramai jama'ah menangis... Takut akan siksaan yang diceritakan dalam ayat tersebut, khawatir kalau dia termasuk bagian yang mendapat "hukuman" itu, sadar kalau selama ini dia telah salah dalam berbuat.

Tapi itu tidak berlaku bagi saya, subhanallah... Apakah hatiku sudah sekeras batu? Sehingga untuk haru mendengar ayatNya saja tidak mampu? Disitu saya merasa sedih...

QL malam itu dilaksanakan sebanyak 8 raka'at ditutup.dengan witir 1 raka'at. 4 raka'at diselingi dzikir yang dipimpin oleh Ust. Hanan langsung. Dan dalam witirnya ada qunut. Momen qunut ini yang saya anggap paling berkesan.

Masya allah... saya bisa pastikan kalau seisi masjid menangis! Hanyut, larut, dalam doa munajat kepada Sang Maha Cinta, Yang Memiliki Alam semesta...
Dan, dan... begitulah, saya g bisa menjelaskannya. Susah... huhuhu

Pokoknya pas qunut itu semua jama'ah nangis deh... termasuk saya juga. Hehe

Tepat pukul 03.30 wib tahajjud selesai. Jama'ah pun berhamburan untuk segera sahur dengan makan yang sudah disediakan. Masya allah... bagai lautan manusia, penuh sesak antri makanan. Tapi syukurlah, semua selesai tepat pada waktunya.
Ceritanya serah terima, tuh MCnya
Lepas sahur, kembali ke shaf dan maju mengisi yang kosong sambil menunggu waktu shubuh tiba.

*^_^*
Masuk waktu shubuh. Saya kira yang imamin Ust. Hanan lagi, ternyata orang lain. Sholat shubuhnya standar,.maksudnya ayat yang dibaca nggak terlalu panjang atau terlalu pendek,...

Lepas jama'ah, ternyata Ust. Hanan ada bagi-bagi Alquran hafalan. Yang bagikan adalah kawan-kawan dari Pemuda Hijrah, dan atas izin Allah saya dapat tuh dengan kategori peserta i'tikaf yang rumahnya jauh, Pontianak. Hohoho

Alhamdulillah 'ala kulli hal... kesempatan datang ke Masjid Al.Latiif dan i'tikaf disana merupakan nikmat yang istimewa. Tepat jadwal Ust. Hanan sebagai Imam, tepat ada bagi-bagi alquran juga meskipun kurang foto bareng sama Ust. Hanan. Semoga dilain waktu bisa...

Aaamiiin...

-habis-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan "Baarakallah" dan "Innalillah" ?

Lumrah bagi sebagian besar kalangan aktivis dakwah yang mengucapkan kalimat “Baarakallah” yang diiringi dengan “Innalillah”, utamanya kepada salah seorang saudara yang mendapatkan amanah ataupun jabatan baru di organisasi kampus. Namun yang menjadi pertanyaan dalam benak saya ketika mendapatkan ucapan ini adalah apa hubungan keduanya sehingga dapat dijadikan satu ungkapan saat seseorang terbebankan amanah ataupun jabatan baru? Insya Allah akan kita bahas bersama. Baarakallah tersusun dari dua kata bahasa arab; baaraka dan allah . Secara bahasa

Diskusi Online : Sejarah Partai Mahasiswa di Universitas Tanjungpura Pontianak

Diskusinya sudah lewat, ini beberapa catatan yang terekam selama diskusi. simak selengkapnya  Notulensi Diskusi Online Parlementer #VivaLegislativa #HidupMahasiswa

Virus Yang Lebih Dahsyat Dari Corona*)

Sumber : tirto.id Adakah virus yang lebih “dahsyat” dari pada virus Corona ? Ada. Jawabannya adalah virus fitnah. Proses penyebarannya begitu masiv, sangat cepat dan bahkan cukup mematikan ; mematikan silaturrahmi, mematikan kebersamaan dan bahkan bisa memporak porandakan wilayah Tauhid, sebuah areal yang sangat sensitive. Karena fitnah itu sendiri lebih kejam dari pembunuhan, Wal-fitnatu asyaddu minal qotl. “Mengapa tidak boleh shalat berjamaah dan jum’at di masjid ? Justru saat Allah menurunkan cobaan, mengapa harus menjauhi masjid ? Jangan-jangan ini bagian dari konspirasi global Yahudi yang tidak suka umat Islam memakmurkan masjid, bukankah jauh lebih baik mati di dalam masjid daripada mati mengurung diri di rumah ? Mengapa lebih takut kepada Corona dari pada takut kepada Allah? Bukankah kematian itu sudah diatur oleh Allah, dan hanya Dia yang menentukan ? Memang zaman benar-benar sudah mendekati kiamat ...” Inilah diksi yang berkembang saat ini. Berkembang terus, be