Langsung ke konten utama

Otak, “Alam Semesta”-nya Manusia

Setiap manusia -kita- memiliki sifat-sifat khusus yang menjadi ciri khasnya masing-masing. Allah SWT menciptakan kita dengan bentuk serupa namun tidak sama. Terdapat beberapa poin penting yang menjadi pembeda yang signifikan antar tiap bangsa, ras, suku, bahkan antar individu manusia itu sendiri. Tersebutlah dalam firman Allah Swt QS. Al-Hujurat ayat 13 :
(*)يَاَيُّهَاالنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَّأُﻧْﺜَﻰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَّ قَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَاللهِ اَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
 Artinya:
“Wahai Manusia! Sungguh telah Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”
Tiada hal yang membedakan manusia di sisi Sang Pencipta kecuali takwa. Takwa sendiri berarti menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan apa saja yang dilarang-Nya, demikian yang sering diucapkan khatib saat berkhutbah Jum’at sebagai pengingat kita bersama.
Namun dalam segi ilmiah, manusia memiliki otak sebagai organ vital yang menjadikan manusia berakal dan pembeda antar individunya. Yang menjadikan kita dapat berfikir, memainkan musik, menyampaikan pendapat, menyusun strategi, menghitung jumlah dan yang pasti untuk belajar!
Uniknya, otak ini hanya bisa dipakai oleh satu orang saja. Dalam arti, tidak bisa disumbangkan atau dipindah tangan. Jika ginjal kita bermasalah, maka kita bisa memakai ginjal orang lain yang bersedia memberikannya untuk kita pakai. Mungkin ginjal yang kita pakai dari orang India, sehingga
ada perubahan-perubahan tertentu pada fisik akibat proses metabolisme yang berbeda. Namun tidak bisa menjadikan kita pandai mengucapkan bahasa India.
Sangat penting rasanya kita untuk mengetahui struktur, fungsi serta mekanisme kerja otak  yang kita miliki ini. Selain karunia Allah swt., otak menjadi jati diri tiap manusia. Akan terasa berbeda manusia yang mengoptimalkan fungsi otaknya dengan yang tidak punya otak (tidak waras). Dapat anda bayangkan sendiri bagaimana itu bisa terjadi.
Saya terinspirasi dari buku karya Jalaluddin Rakhmat, berjudul “Belajar Cerdas, Belajar Berbasiskan Otak” yang mengungkapkan struktur serta mekanisme otak bekerja, serta mematahkan beberapa pendapat yang dinilai salah kaprah dalam menilai kinerja otak serta proses perkembangannya. Selain itu disana jug dijelaskan bagaimana mengoptimalkan fungsi kerja otak dan teknik perawatannya agar tidak mudah ‘berkarat’ untuk dapat digunakan secara baik dan benar. Dibawah ini akan sedikit saya ulas ulang apa yang beliau sampaikan agar kita lebih ‘mengenal’ otak masing-masing.
Otak, berbicara tentang organ ini membicarakan salah satu dari sekian banyak ciptaan-Nya yang luar biasa. Otak diletakkan dibagian paling tinggi dari diri kita-manusia, dilindungi oleh tengkorak yang tebal dan kuat (kecuali terbentur oleh benda keras) karena fungsinya sebagai leader, pemimpin, yang mengatur seluruh fungsi tubuh; mengendalikan banyak prilaku dasar kita, makan, tidur, berbicara, bergerak, aktivitas. Otak juga bertanggung jawab dalam menciptakan hal yang sangat canggih, teknologi, seni, musik, peradaban, penemuan dsb. Tiada ilmuwan yang telah meneliti otak manusia kecuali mengungkapkannya dengan kata “menakjubkan”.
Didalam otak terdapat mekanisme penyaluran informasi yang luar biasa cepat sehingga kita bisa merespon suatu hal yang terjadi dilingkungan sekitar kita. Termasuk didalamnya respon panas pada kulit, benda asing yang masuk ke mata, rasa perih saat terluka, semuanya disampaikan melalui jaringan yang begitu rumit.
Ialah neuron atau sel saraf. Ada sekitar seratus miliar neuron pada otak kita. Dan dalam satu otak manusia, jumlah kemungkinan koneksi antar sel saraf ini lebih besar dari jumlah atom di alam semesta. Mereka yang menyampaikan informasi-informasi yang diterima panca indera untuk disampaikan ke otak agar diproses dengan cepat dan mendapat respon yang tepat. Kadang gangguan telat respon ini dapat menghambat segala aktivitas kita sehari-hari, istilah kekiniannya adalah telmi (telat mikir) sehingga kadang orang yang demikian akan terkucilkan orang sekitarnya.
Coba pembaca bayangkan struktur otak dengan meletakkan jari jemari pada kedua sisi kepala dibawah telinga. Di tengah-tengah ruang itu adalah bagian otak paling tua, batang otak. Kemudian kepalkan kedua tangan anda. Masing-masing kepalan itu kira-kira sama dengan besar masing-masing belah otak anda. Dan jika dipertemukan, keduanya bukan saja menggambarkan bentuk dan ukuran seluruh otak anda namun juga strukturnya yang simetris.
Ok! Sekarang kita sama-sama tahu bagaimana arsitektur otak kita. Mengetahui bentuk, akan mempermudah kita mengetahui cara kerja otak, karena hal itu akan berkaitan dengan kecakapan belajar, learning skill.
Terlihat dari struktur dan komponen-komponen dari otak kita dapat dibayangkan bahwa terdapat bagian-bagian khusus yang berperan dalam segala aktivitas manusia. Menurut Professor Dr. Marian Diamond, seorang neurolog yang pernah membedah otak Einstein menjelaskan bahwa salah satu bagian penting bagi kepribadian anda, untuk perencanaan kedepan, mengurut-urutkan ide yaitu tepat dibelakang kening kita, lobus frontal. Ada pula serebeulum atau disebut ‘otak kecil’ yang bertanggung jawab dalam proses koordinasi dan kesimbangan. Meskipun seluruh bagian otak sangat penting. Karena kebetulan ini bukan kelas neurolog seperti pada kuliah kedokteran, maka hanya dijelaskan beberapa saja.
Selain itu, Marian melalui beberapa penelitiannya menjelaskan bahwa “otak dapat berubah pada usia berapapun, sejak lahir sampai akhir kehidupan. Otak dapat berubah secara positif jika dihadapkan pada lingkungan yang diberi rangsangan. Sebaliknya, otak dapat menjadi negatif jika tidak diberi rangsangan.” Hal ini membuktikan bahwa betapa dinamisnya otak manusia, sehingga dari statement tadi dapat menumbangkan mitos-mitos bahwa otak kita tidak bisa diubah. Mitos yang pertama mengajari bahwa otak sepenuhnya ditentukan oleh faktor genetis, karena keturunan. Mitos kedua mengatakan bahwa otak kita mengerut dalam perjalanan waktu, karena faktor usia.
Prinsip kerja otak kita adalah “use it or lose it”. Jelas jika hal yang kita ingat itu adalah hal yang berguna dan sering digunakan akan lekat pada ingatan. Itu berarti jaring-jaring neuron berupa dendrit semakin banyak tumbuh didalam otak kita. Berbeda dengan sesuatu yang hanya sekedar mampir dan tidak pernah dipergunakan, maka akan hilang dilekang zaman.
So, otak memuat segala hal bagi kehidupan manusia. Perlu disematkan sebutan ‘alam semestanya manusia’ bagi otak yang mampu melakukan segala hal selama kita hidup. Sangat di sarankan bagi anda yang ingin proses belajarnya optimal dengan otak ini, dengan terus mengulang pelajaran ataupun hal-hal lain yang menurut anda penting agar tetap tersimpan rapi dalam memori-memori otak dan tidak hilang walau dilekang zaman.
Wallahu a’lamu bish showaab...

Referensi
Al-Qur’an dan Terjemah New Cordova, 2012, Syaamil Quran: Bandung.
Rakhmat, Jalaluddin. 2010. Belajar Cerdas: Belajar Berbasiskan Otak. Kaifa Learning: Bandung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan "Baarakallah" dan "Innalillah" ?

Lumrah bagi sebagian besar kalangan aktivis dakwah yang mengucapkan kalimat “Baarakallah” yang diiringi dengan “Innalillah”, utamanya kepada salah seorang saudara yang mendapatkan amanah ataupun jabatan baru di organisasi kampus. Namun yang menjadi pertanyaan dalam benak saya ketika mendapatkan ucapan ini adalah apa hubungan keduanya sehingga dapat dijadikan satu ungkapan saat seseorang terbebankan amanah ataupun jabatan baru? Insya Allah akan kita bahas bersama. Baarakallah tersusun dari dua kata bahasa arab; baaraka dan allah . Secara bahasa

Kontroversi Puasa Bulan Rajab

Bismillahirrahmanirrahim... Setiap momen – momen dalam beragama Islam sangat hangat untuk diperbincangkan. Khususnya hal – hal yang dianggap “tidak ada” pada zaman Nabi Saw. Banyak perbedaan pendapat yang muncul antar ulama satu dengan yang lain, terdapat pertentangan antar muslim satu dengan yang lain, yang ini masih dalam batas kewajaran. Yang mengkhawatirkan adalah saat muslim satu dengan muslim yang lain saling menyalahkan, menghujat, bahkan mengkafirkan. Padahal dalam sebuah riwayat pernah disampaikan Nabi Muhammad yang artinya “Perbedaan adalah Rahmat”. Dalam momen kali ini sesuai dengan penanggalan Qomariyah 1438 Hijriyah, kita sudah memasuki bulan Rajab. Yang selalu menjadi permasalah dari tahun ke tahun (hampir setiap tahun) bahkan menjadi perdepatan kalangan akar rumput (baca:orang awam) tentang berpuasa pada bulan Rajab. Buya Yahya, selaku pengasuh Ponpes Al Bahjah Cirebon pernah menuliskan risalah kecil tentang bulan Rajab. Beliau mengawali pendahuluan bukunya den...

Orang Baik

Belum dapat hati ini beranjak dari kisah kegiatan minggu lalu. Menutup akhir 2019 dengan bercengkrama dg penikmat kata, penghafal cerita serta pensyarah kode²Nya. . Alangkah indahnya Islam, mudahnya menjadi seorang yang baik. Ingatkan kita dalam sebuah ungkapan masyhur dari Imam Ibnu Athoillah dalam kitabnya Al Hikam, beliau berkata "Jika engkau tidak bisa berlomba beramal kebaikan bersama orang Sholeh, maka berlombalah untuk selalu bertaubat diantara para ahli maksiat." . Ataupun sebuah kisah menarik dg matan yg panjang, suatu ketika Rasulullah Saw sedang berkhutbah Jum'at yg temanya bercerita tentang hari kiamat. Hingga suatu ketika ada salah seorang sahabat bertanya "Kapan kiamat itu wahai Rasulullah?" . Namun ternyata Rasulullah tdk merespon, atau mungkin tidak mendengar, atau blm berkenan menjawab ditengah tengah khutbah Jum'at. Hingga sahabat ini mengulang pertanyaan yg sama hingga 3 kali. . Akhirnya Rasulullah balas bertanya, "Apa yg s...