Langsung ke konten utama

Muqoddimah Aja

Assalamu'alaikum...
Bagaimana kabar anda sobat dimanapun berada? Semoga sehat selalu ya. Saya Nauval Muhammad, hanya ingin kembali mencurahkan sedikit unek-unek tentang segala yang mengganjal dipikiran ini. Sebagai tempat mengasah kemampuan menulis, kembali menceritakan kejadian yang patut diceritakan. Dan jelas, ini melalui sudut pandang saya sendiri.
Oke, pertama saya ucapkan rasa syukur kepada Dzat Yang Maha Kasih tak pernah pilih kasih, serta Dzat Yang Maha Penyayang bagi orang-orang yang Beriman. Tak lupa Sholawat serta salam selalu tercurahkam kepada manusia Terbaik sepanjang masa, Baginda Nabi Muhammad SAW. semoga kita sebagai umatnya mendapatkan syafa'at dihari kiamat. Aaamiiin...
Sip! Intinya saya cuma mau memberi tahu bahwa ini blog pribadi saya. Iya saya. Mahasiswa Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak yang baru mengenyam pendidikan kuliah selama 3 semester. Kesasar di prodi Agroteknologi yang 'katanya' mudah jadi menejer sawit. Hehehe... Tapi begitulah hidup, rencana Allah itu lebih baik. Setelah banyak kisah perjalanan yang tidak terdokumentasikan, maka "tidak ada kata terlambat" kata orang. Yaaah, mulai sekarang mencoba untuk mengarsipnya melalui blog ini. Jadi, bacalah yang pantas dibaca, ambillah yang baik-bak saja dan jangan ceritakan yang jelek-jeleknya. 
Matur Nuwun... 

:-)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan "Baarakallah" dan "Innalillah" ?

Lumrah bagi sebagian besar kalangan aktivis dakwah yang mengucapkan kalimat “Baarakallah” yang diiringi dengan “Innalillah”, utamanya kepada salah seorang saudara yang mendapatkan amanah ataupun jabatan baru di organisasi kampus. Namun yang menjadi pertanyaan dalam benak saya ketika mendapatkan ucapan ini adalah apa hubungan keduanya sehingga dapat dijadikan satu ungkapan saat seseorang terbebankan amanah ataupun jabatan baru? Insya Allah akan kita bahas bersama. Baarakallah tersusun dari dua kata bahasa arab; baaraka dan allah . Secara bahasa

Diskusi Online : Sejarah Partai Mahasiswa di Universitas Tanjungpura Pontianak

Diskusinya sudah lewat, ini beberapa catatan yang terekam selama diskusi. simak selengkapnya  Notulensi Diskusi Online Parlementer #VivaLegislativa #HidupMahasiswa

Virus Yang Lebih Dahsyat Dari Corona*)

Sumber : tirto.id Adakah virus yang lebih “dahsyat” dari pada virus Corona ? Ada. Jawabannya adalah virus fitnah. Proses penyebarannya begitu masiv, sangat cepat dan bahkan cukup mematikan ; mematikan silaturrahmi, mematikan kebersamaan dan bahkan bisa memporak porandakan wilayah Tauhid, sebuah areal yang sangat sensitive. Karena fitnah itu sendiri lebih kejam dari pembunuhan, Wal-fitnatu asyaddu minal qotl. “Mengapa tidak boleh shalat berjamaah dan jum’at di masjid ? Justru saat Allah menurunkan cobaan, mengapa harus menjauhi masjid ? Jangan-jangan ini bagian dari konspirasi global Yahudi yang tidak suka umat Islam memakmurkan masjid, bukankah jauh lebih baik mati di dalam masjid daripada mati mengurung diri di rumah ? Mengapa lebih takut kepada Corona dari pada takut kepada Allah? Bukankah kematian itu sudah diatur oleh Allah, dan hanya Dia yang menentukan ? Memang zaman benar-benar sudah mendekati kiamat ...” Inilah diksi yang berkembang saat ini. Berkembang terus, be