Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Muslim Kok Gitu, Sih?

"Sesungguhnya setiap mukmin itu bersaudara, karena itu maka damaikanlah antara kedua saudaramu (yg berselisih) dan bertakwalah kpd Allah agar kamu mendapat rahmat." (Qs. AlHujurat : 10) Ayat ini menjelaskan bahwa persaudaraan berkolerasi dengan keimanan. Bagaimana tidak, manusia model apa yang mampu melawan tank baja dan hujan roket hanya dengan berbekal ketapel ditangan? Bisa kita lihat anak-anak Palestina. Apa yang membuat Panglima Jenderal Sudirman kékéh  turun ke medan perang meski harus ditandu, sigap memimpin pasukan gerilya melawan Belanda.  Itu buah persaudaraan dengan iman. Tapi ada yang bersaudara dalam keburukan. Dan persaudaraan mereka lebih rekat. Kita lihat kelompok pencopet, preman pasar, atau geng motor ugal-ugalan. Sayang, persaudaraan mereka tidak dibalut iman. Muslim saat ini memang mengalami kemunduran. Kabarnya, sejak penyerbuan tentara Mongol ke kota Baghdad sehingga runtuhnya Dinasti Abbasyiah bersama ratusan kitab-kitab ilmiah yang dibuah ke

Pengelolaan Lahan Basah Terpadu di Desa Mulia Sari Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin

Lahan basah merupakan lahan yang sensitif terhadap perubahan dan perlu penangan khusus untuk pemanfaatan budidaya. Pengelolaan yang tepat akan memberi manfaat dalam meningkatkan produksi pertanian. Lahan basah sendiri menurut Ramsar adalah lahan gambut, payau, tanah rawa, dengan air tergenang maupun jenuh termasuk air asin wilayah perairan laut yang tergenang tidak lebih dari 6 m. Total lahan basah di Indonesia mencapai 20,6 juta Ha atau sekitar 10,8 % dari total daratan di Indonesia. Pengelolaannya biasa dipakai untuk lahan pertanian maupun perkebunan. Sebagian besar digunakan untuk lahan perkebunan, kelapa sawit, karet, ditambahn tanaman pangan seperti padi, jagung, ada juga tanaman hortikultura buah. Bahkan ada juga yang direklamasi untuk areal perumahan. Dengan potensi tersebut, maka perlu penanganann khusus untuk pengelolaan utamanya untuk peningkatan produksi pertanian sesuai dengan program pemerintah Republik Indonesia. Penelitan ini menggunakan metode interview dengan

Prospek Pengembangan Usaha Tani Ubi Jalar (Studi Kasus : Desa Rasau Jaya II Kec. Kubu Raya Kalimantan Barat)

Ubi Jalar merupakan salah satu komoditas pangan yang perlu dikembangkan sejalan dengan maraknya usaha pengolahan ubi. Di Indonesia, ubi jalar masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat marginal, berbeda dengan di   negara Jepang, Amerika, Eropa menjadikan ubi jalar memiliki status pangan yang tinggi diatas bahan pangan kentang. Dengan semakin berkembangnya teknologi hasil pertanian, ubi jalar dipastikan dapat lebih dimanfaat sebagai salah satu bahan pangan utama bersama dengan padi, jagung, kentang dsb. Penelitian ini menggunakan metode stratified random sampling yang melibatkan 30 responden dengan wawancara yang terstruktur. Hasil wawancara diolah secara deskriptif. Dari hasil wawancara dan olah data, usaha tani ubi jalar sangat berpotensi di desa Rasau Jaya II, kendala utama petani adalah modal untuk produksi ubi jalar. Wawasan terkait produk olahan ubi jalar masih sangat minim sehingga harga jual rendah, meskipun untuk pasar produk mentahan ubi jalar sudah tersedia. Selain